Minggu, 11 Mei 2014

Before Happiness #3: Membuat Pangeran Impian Untuk Tokoh Utama


Dalam menulis novel cinta-cintaan, setiap penulis pasti akan memikirkan seperti apa pangeran dan putri impian untuk tokoh utama mereka. Saat menulis naskah Before Happiness, aku menyiapkan pangeran impian bernama Sadha Anugerah. Panggil saja dia Sadha. 

Awalnya aku agak kesulitan bagaimana menghidupkan sosok ini dalam bentuk aksara. Aku tidak akan mendeskripsikan dia tampan dan berbadan bagus karena itu sudah jaminan mainstream dalam genre ini. Maka aku menulis dia tampan dengan rambut semi mohawk, wajah Arabic, berbadan kurus, memiliki suara tawa renyah yang pada akhirnya membuat tokoh utama wanita bernama Happy memujanya karena dia adalah Sadha, pangeran dalam hatinya. 

Sadha adalah seorang produser film muda, dia tipe cowok calm dan akan melakukan apapun untuk orang yang dia cintai. Sudah tergambar seperti apa dia? 

Dalam salah satu dialog di awal cerita, karakter pendukung bernama Ratih menyebut Sadha mirip dengan Zayn Malik versinya. “Dia mirip Zayn Malik, Mbak. Ganteng pokoke,” kata Ratih pada Happy dengan gayanya yang medok. 

Ya, pembaca tentu butuh fantasi mereka semakin diliarkan. Maka aku menyebut saja sosok Zayn meski aku tidak terlalu tahu siapa dia selain fakta bahwa Zayn adalah personel One Direction. Namun tentu saja, Happy tidak menyukai Sadha semata-mata karena dia tampan atau hal remeh temeh seperti itu. Aku menambahkan alasan krusial yang membuat kenapa Happy begitu jatuh pada sosok yang menjadi cinta pertamanya ini. Alasan yang membuat hidupnya tidak lagi sama.

Before Happiness adalah kisah tentang cinta pertama yang mungkin kamu alami. Tapi, bagaimana bila cinta itu membuatmu tersakiti karena tak pernah diungkapkan? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar