Selasa, 03 Juni 2014

Review: EDGE OF TOMORROW [2014]

©Warner Bros
Musim panas kali ini diwarnai oleh pesona duda tampan Tom Cruise dalam film besutan Doug Liman bertajuk EDGE OF TOMORROW. Fitur bergenre sains fiksi satu ini diadaptasi berdasarkan novel berjudul All You Need is Kill karangan Hiroshi Sakurazaka yang hak ciptanya sudah dibeli pada tahun 2009 silam.

Film menyeret kita ke masa depan, tepatnya saat bumi diinvasi oleh alien dan William Cage (Tom Cruise) mendadak ditugaskan untuk bertempur melawan makhluk yang disebut Mimic tersebut. Malangnya, Cage tak bisa menolak walau jabatan sebagai perwira yang tak pernah bertempur membuat perintah itu semacam tugas bunuh diri.

Dan ya, diantara  ketidakikhlasan tersebut, pada pertengahan perang Cage memang ditemukan tewas diserang Mimic. Selesai? Tunggu dulu! Justru baru dititik ini film benar-benar dimulai karena Cage terbangun dan kembali jalani hari sebelum perang. Seolah belum cukup, dia tewas sekali lagi dalam peperangan dan terbangun pada hari sebelum perang dimulai. Apa sih yang sebenarnya terjadi?

Well, tentu saja saya tak akan bercerita lebih banyak karena akan merusak kenikmatanmu menonton film ini. Sama seperti saya yang tak tahu menahu dan sangat menikmati sensasi time loop yang ditawarkan Doug Liman mengandalkan naskah garapan Christopher McQuarrie.

EDGE OF TOMORROW memang akan sangat mengejutkan ketika kamu menebak bila film ini akan serupa dengan STARSHIP TROOPERS. Karena selain diselipi dengan komedi yang tepat, ia memasukkan unsur time loop ala GROUNDHOG DAY atau yang terbaru SOURCE CODE, yang dijamin bakal membuatmu terjaga akan keseruan yang tercipta.

Tom Cruise yang dipasangkan dengan Emily Blunt sebagai Rita Vritaski pun tampil dengan performa cukup kuat. Keduanya berhasil memainkan karakter masing-masing sehingga ketika roda penceritaan semakin bergulir, emosi penonton benar-benar dibuat terlibat di dalamnya.

EDGE OF TOMORROW semula memang tampak berat dan membingungkan pada paruh awal. Namun ketika pintu demi pintu terbuka, kita akan tahu betapa menariknya film ini.

Membuat film dengan unsur time loop memang terbilang susah karena butuh kejelian dalam mengaturnya sedemikian rupa. Namun Doug Liman berhasil mewujudkan kisah dalam novel dengan cukup apik walau mungkin tidak terlampau istimewa.

SCORE: 7.5/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar